Senin, 13 April 2009

Tubanku



Arti Lambang Daerah Kabupaten Tuban.

Menurut Perda Nomor : 2/Prt/DPRD-GR/1969 tanggal 16 Agustus 1969 pasal 1 Lambang Daerah kabupaten Tuban terbagi atas 8 bagian yaitu :

Bentuk Perisai Putih yang bersudut lima

Dengan jiwa yang suci murni dan hati yang tulus iklas masyarakat Tuban menjunjung tinggi Pancasila. Sekaligus merupakan perisai masyarakat dalam menghalau segenap rintangan dan halangan untuk menuju masyarakat adil dan makmur yang diridloi oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Kuda Hitam dan Tapal Kuda Kuning

Kuda hitam adalah kesayangan Ronggolawe, pahlawan yang diagungkan oleh masyarakat Tuban karena keikhlasannya mengabdi kepada negara, watak kesatriannya yang luhur dan memiliki keberanian yang luar biasa. Tapal kuda Ronggolawe berwarna kuning emas melingkari warna dasar merah dan hitam melambangkan kepahlawanan yang cermelang dari Ronggolawe.

Gapura Putih (Gapura Masjid Sunan Bonang)

Melambangkan pintu gerbang masuknya Agama Islam yang dibawakan oleh "Wali Songo" antara lain Makdum Ibrahim yang dikenal dengan nama Sunan Bonang, dengan itikat yang suci murni dan hati yang tulus ikhlas, masyarakat Tuban melanjutkan perjuangan yang pernah dirintis oleh para "Wali Songo".

Bintang Kuning bersudut lima

Rasa Tauhid kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memancar didada tiap-tiap insan rakyat Tuban memberikan kesegaran dan ketangguhan iman, dalam berjuang mencapai cita-cita yang luhur.

Batu hitam berbentuk umpak dan pancaran air berwarna biru muda

Menunjukan dongeng kuno tentang asal kata Tuban. Batu hitam berbentuk umpak ialah Batu-Tiban dari kata ini terjadilah kata Tuban. Pancaran air atau sumber air ialah Tu-Banyu (mata ir) menjadi kata Tuban.

Pegunungan berwarna hijau, daun jati dan bijinya serta untaian kacang tanah

Tuban penuh dengan pegunungan yang berhutan jati dan tanah-tanah pertanian yang subur dengan tanaman kacang tanah. Pegunungan berwarna hijau mengandung arti masyarakat Kabupaten Tuban mempunyai harapan besar akan terwujudnya masyarakat yang adil makmur yang diridloi Tuhan Yang Maha Esa.

Perahu emas, Laut biru dengan gelombang putih sebanyak tiga buah.

Sebelah utara Kabupaten Tuban adalah lautan yang kaya raya, yang merupakan potensi ekonomi Penduduk pesisir Kabupaten Tuban. Penduduk Pesisir utara adalah nelayan-nelayan yang gagah berani. Dalam kedamaian dan kerukunan masyarakat Daerah Kabupaten Tubanuntuk membangun daerahnya menghadapi tiga sasaran yaitu :
1. Pembangunan dan peningkatan perbaikan mental dan kerohanian.
2. Pembangunan ekonomi.
3. Pembangunan Prasarana yang meliputi jalan-jalan, air dsb.

Keterangan angka

1. Lekuk gelombang laut sebanyak 17 melambangkan tanggal 17.
2. Lubang tapal kuda berjumlah 8 melambangkan bulan Agustus.
3. Daun dan biji jati melambangkan angka 45.
dengan demikian masyarakat Kabupaten Tuban menjnjung tinggi hari Proklamasi Kemerdekaan Negara Indonesia. Semangat Proklamasi menjiwai perjuangan dan cita-cita masyarakat Kabupaten Tuban.






TUBAN


Pekampungan kambang putih yang sekarang menjadi kabupaten tuban, adalah salah satu daerah yang telah menorehkan catatan penting dalam sejarah Indonesia, bahkan di pentas sejarah dunia. Kambang putih yang terletak dijalur pantai utara pulau jawa secara geografis menghadap laut jawa sebagai jalur lalulintas perdagangan tempo dulu. Oleh karena itu, Kambang putih merupakan bekas Bandar tua yang pernah membulka diri sebagai tempat persinggahan bagi pedagang-pedagang mancanegara sejak jaman kahuripan sampai mataram islam.

Tuban sebagai kota pelabuhan,memiliki karakteristik yang terbentuk dari kontak dunia luar terkait perannya sebagai jalur lalulintas perdagangan dunia. Tuban dengan kokoh sanggup melintasi kurun waktu yang lama dari awal mula tuban berdiri pada zaman kahuripan(1019) sampai kemundurannya yaitu masa sultan agung mataram(1619).

Pada masa erlangga kambang putih dijadikan Bandar lalulintas perdagangan antarnegara. Hal ini berkaitan dengan letak pelabuhan Hujung Galuh yang berada dipedalaman sehingga hanya mampu dijadikan jalur lalu lintas perniagaan antar pulau.

Pada masa jenggala, kambang putih justru mandapatkan anugrah sima dari mapanjigarasakan. Pada masa singhasari, tuban tuban juga memegang peranan yang sangat penting, Pada tahun 1275 Kartanegara mengirimkan ekspedisi untuk menaklukan Melayu. Menurut kitab pararaton, ekspedisi prajurit-prajurit singhasari ke Melayu tersebut adalah melalui pelabuhan Tuban.

Pada masa majapahit, tuban juga masih merupakan pintu gerbang utama bagi kerajaan. Perkembangan dagang dikota pelabuhan Tuban pada masa ini juga memberikan kemakmuran tidak saja pada warga tuban, tetapi juga untuk kemakmuran negara majapahit.

Sumber terakhir yang dijadikan titik tolak penggambaran Tuban pada masa senopati berkuasa di Mataram adalah bersumber dari seorang peneliti, De Graaf. Tuban pada masa peralihan tahun 1598-1599 masih berkembang dengan pesat dan penduduknya menyebut rajanya sebagai raja yang paling berkuasa di pulau jawa.

Tertulis dalam “Begin ende Voortgaugh”(De Graaf), Tuban adalah sebuah kota dagang yang bagus. Namun menurut apa yang kami dengar, kota itu memiliki suatu khas birokrasi feudal yang kuat. Kota itu mempunyai tembok di sekelilingnya dan terdapat pintu gerbang dari kayu yang dibuat dengan rapi sekali.

Melihat peran penting Tuban dalam percaturan sejarah berkaitan upaya mempertahankan eksistensinya sebagai kotra pelabuhan. Salah satu hal yang menarik untuk dikaji adalah menurut perjalanan pemerintahan tuban dari zaman awal berdirinya Kabupaten ini sampai era sekarang. Tentu saja kita akan dihadapkan pada tantangan yang berat karena tidak mudah menemukan sumber-sumber tertulis yang relevan untuk menjawab tantangan tersebut.




KONDISI UMUM KABUPATEN TUBAN


  1. Letak Geografis


Kabupaten Tuban Jawa Timur merupakan wilayah yang berada di jalur Pantura Pulau Jawa, terletak pada koordinat 111° 30’ sampai dengan 112° 35’ Bujur Timur dan 6° 40’ sampai dengan 7° 18’ Lintang Selatan dengan batas wilayah :

    • Sebelah Utara : Laut Jawa

    • Sebelah Timur : Kabupaten Lamongan

    • Sebelah Selatan : Kabupaten Bojonegoro

    • Sebelah Barat : Kabupaten Rembang dan Blora (Jawa Tengah)


Jarak dari ibu kota provinsi Jawa Timur sekitar 103 Km kea rah barat dengan jarak tempuh 1 Jam 30 Menit.

Luas wilayah kabupaten Tuban 183.994.562 Ha dan secara administratif terbagi menjadi 20 Kecamatan dan 328 desa/kelurahan. Panjang pantai 65 Km membentang dari arah timur kecamatan palang sampai barat kecamatan bancar. Sedangkan luas wilayah lautan meliputi 22.608 Km2.


  1. Geologi


Secara geologis Kabupaten Tuban termasuk dalam cekungan Jawa Timur utara yang memanjang pada arah barat – timur mulai dari semarang sampai Surabaya. Sebagian besar Kabupaten Tuban termasuk dalam Zona Rembang yang didominasi endapan, umumnya berupa batuan karbonat. Zona Rembang didominasi oleh perbukitan kapur.


  1. Topografi


Ketinggian daratan di Kabupaten Tuban berkisar antara 5-182 m di atas permukaan laut (dpl) . Bagian utara merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0-15 m diatas permukaan laut, bagian selatan dan tengah juga merupakan dataran rendahdengan ketinggian 5-500 m. Daerah yang berketinggian 0-25 m terdapat disekitar pantai dan sepanjang bengawan solo sedangkan daerah yang berketinggian diatas 100 m terdapat di kecamatan Montong. Luas lahan pertanian di Kabupaten Tuban adalah 183.994,562 Ha yang terdiri lahan sawah seluas 54.860.530 Ha dan lahan kering seluas 129.134.031 Ha


  1. Iklim


Kabupaten Tuban merupakan kawasan yang beriklim kering dengan variasi agak kering hingga sangat kering meliputi areal seluas 174.298,06 Ha (94,73%) dari luas wilayah Tuban, sedangkan sisanya kurang lebih 9.696,51 Ha (5,27%), merupakan kawasan yang cukup basah.


  1. Demografi



Penduduk adalah factor penting dalam membangun suatu pemerintahan dan pembangunan. Sebab selain menjadi object pembangunan penduduk sekaligus menjadi pelaku pembangunan.untuk itu sangatlah penting mendapatkan data yang akurat tentang jumlah penduduk yang ada di suatu daerah. Beberapa metode di paki dalam menghitung jumlah penduduk d Kabupaten Tuban, diantaranya adalah sensus penduduk.

Jumlah penduduk di Kabupaten Tuban tahun 2004 hasil proyeksi penduduk mencapai 1.084.383 jiwa dengan komposisi jumlah 535.655 jiwa dan perempuan berjumlah 548.728 jiwa.

Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Tuban pada tahun 2004 adalah 589 jiwa tiap Km2


  1. Pemerintahan



Secara administrative Kabupaten Tuban terbagi dalam 20 kecamatan yang terdiri dari 311 desa dan 17 kelurahan. Kelurahan yang terdapat di Kecamatan Tuban sebanyak 14 buah. Berada di kecamatan semanding 2 kelurahan dan di palang 1 kelurahan. Jumlah dusun di Kabupaten Tuban sebanyak 844 dengan jumlah 6.469 RT dan 1733 RW.

Jumlah desa terbanyak terdapat dikecamatan Bancar yakni 24 desa dan paling sedikit terdapat di Kecamatan Kenduruan dengan jumlah 9 desa. Sedangkan Kecamatan dengan jumlah dusun terbanyak terdapat di Kecamatan Rengel.







SEJARAH BUPATI DI NEGERI TUBAN


  1. Bupati ke-1 : Arya Dandang Wacana

Sepeninggalan ayahnya, Arya Dandang Wacana segera melaksanakan wasiat itu. Beliau diikuti oleh para prajurit dan rakyatnya yang setia meninggalkan Lumajang. Mereka bekerja keras membuka hutan Papringan yang membentang dari lereng pernukitan sampai ke pantai utara Pulau Jawa. Setelah berhasil, tempat itu di beri nama Tuban karena didaerah itu banyak ditemukan sumber air. Jadi nama Tuban tersebut berasal dari kata = metubanyu =tubanyu = TUBAN.


Versi lain mengenai kota Tuban ini dapat dilihat dalam buku Hari Jadi Tuban (1986:14) sebagai berikut:

  • Tuban berasal dari kata Watu Tiban. Hal ini dikaitkan dengan sebuah cerita bahwa ketika masa kerajaan majapahit berakhir, maka harta kekayaan majapahit dipindahkan ke Demak. Barang-barang yang di pindahkan ke Demak termasuk adalah pusaka yang berbentuk yoni. Guna memindahkannya, maka di percayakan kepada sepasang burung bangau. Sesampai di Tuban, burung-burung tersebut diolok-olok oleh anak-anak yang sedang menggembala. Tampaknya, sepasang burung bangau itu tersinggung dan menjatuhkan barang bawaannya. Daerah tempat jatuhnya batu tersebut kemudian di beri nama Tuban kependekan dari kata wa(tu) ti(ban).

  • Menurut kebiasaan masyarakat Tuban yang mudah diarahkan untuk melaksanakan tugas guna membangun negerinya. Sifat-sifat seperti itu dalam bahasa jawa di sebut ” Nges(tu)ake kewaji(ban).”

  • Menurut bahasa jawa kawi,Tuban berarti jeram (wojowasito,202)kata jeram dalam bau sastra djawa Indonesia karangan S.Prawiroatmaja diartikan sebagai air lata atau air terjun.

  • Menurut pendapat Drs.Soekarto dalam (Hari jadi Tuban,1986:17) kata tuban berasal dari kata Tubo yaitu sejenis tanaman yang bias dibuat racun.hal ini dibuktikan bahwa disebelah barat kota Tuban terdapat daerah yang bernama Jenu. Menurutnya kata Jenu dan Tubo memiliki arti yang tidak jauh berbeda.

Dari hari kehari hutan Papringan yang telah berubah menjadi Tuban itu semakin ramai saja sehingga terbentuklah sebuah kabupaten. Arya Dandang Wacana sendiri menorehkan nama sebagai adipati pertama di Kadipaten Tuban dengan gelar Kyai Agung Papringan.

Setelah menjadi adipati selama 3 tahun kemudian mendirikan pesanggrahan yang sekelilingnya terdapat sungai dan sendang. Lokasi sendang banyak ditumbuhi tumbuhan besar,sehingga udaranya sangat sejuk. Pesanggrahan tersebut diberi nama Bekti.Nama bekti diambil dari kata pangabekti, karena pada waktu Raden Dandang Wacono sedang beristirahat, masyarakat datang berduyun-duyun untuk menunjukkan rasa pengabdian kepada junjungannya (sowan ngabekti). Bekas pesanggrahan tersebut sekarang menjadi Desa Bhektiharjo.

Kyai gedhe Papringan menjadi adipati Tuban selama 30 tahun kemudian meninggal dan dimakamkan di Kali Gunting, Desa Perunggahan,Kecamatan Semanding.



  1. Bupati ke-2 : Raden Haryo Ronggolawe


Adipati Tuban pertama, Kyai Gedhe Papringan dikaruniai 2 putri yaitu Nyai Ageng Lanang Jaya dan Nyai Ageng ngesa. Pernikahan antara Nyai Ageng Lanang Jaya dan Arya wiraraja dikaruniai seorang putra Bernama Raden Harya Ronggolawe.

Raden haryo Ranggalawe dilantik sebagai adipati Tuban pada tahun 1215 saka atau 12 November 1293, bersamaan dengan penobatan Raden Wijaya sebagai raja Majapahit. Peristiwa inilah yang dijadikan titik tumpu untuk menetapkan hari jadi kota Tuban.

Sejarah telah mencatat bahwa ketidak puasan Raden Haryo Ronggolawe atas putusan Raden Wijaya yang melantik Nambi sebagai patih amangkubumi memantik terjadinya pertumpahan darah di sungai Tambak beras. Penegakan keadilan dengan cara Raden haryo Ronggolawe tersebut, mengakibatkan ia gugur dimedan perang. Menurut Soewardjan dan Siti Alfiah(1987:18) “ Beliau wafat pada tahun 1217 saka atau 1295 M”.


  1. Bupati ke-3 : Raden Sirolawe


Serat Dhamarwulan (HIkayat Tanah Jawa) menerangkan bahwa Raden Haryo Ronggolawe mempunyai 2 putra : 1. Raden Buntaran dan 2. Raden watangan.Padahal di dalam serat Babad Tuban diterangkan bahwa putra ronggolawe hanya semata wayang bernama Raden Sirolawe. Belialah yang menggantikan ayahandanya menjadi adipati Tuban. Mungkin karena etika garis keturunan, Putra tertualah yang berhak menjadi adipati (penguasa).Bisa jadi Raden Buntaran adalah Raden Sirolawe yang menjalankan pemerintahan selama 15 tahun sampai meninggal dunia.

  1. Bupati ke-4 : Raden Haryo Sirowenang

Sepeninggalan Raden Sirolawe yang menggantikan sebagai adipati adalah putranya yang bernama Raden Haryo Siriwenang.Lama pemerintahannya selama 43 tahun


  1. Bupati ke-5 : Raden Harya Lena

Adipati Tuban yang Ke 5 adalah Raden Haryo Lena, putra Raden Haryo Sirowenang. Lama pemerintahannya sekitar 52 tahun.

  1. Bupati ke-6 : Raden Harya Dikara


Raden haryo Dikara menggantikan ayahandanya Raden Haryo Lena. Lama pemerintahannya sekitar 18 tahun. Adipati ke 6 di karuniai 2 orang anak yaitu Raden Ayu haryo Tedjo dan Kyai Ageng Ngraseh.

Raden Ayu Haryo Tedjo di peristri oleh “Syekh Ngabdurrakhman, putra syekh Ngali = Syekh Jalaludin (Kyai Makam Dowo)

  1. Bupati ke-7 : Raden Haryo Tedjo

Pengganti Raden Haryo Dikara adalah menantunya(suami Raden Ayu Haryo Tedjo) yaitu syekh Ngabdurrakhman, putra syeh Djalaludin dari Gresik. Setelah menjabat adipati ke-7, Syeh Ngabdurrakhman bergelar Raden Haryo Tedjo. Lama pemerintahannya sekitar 41 tahun.


  1. Bupati ke-8 : Raden Haryo wilatekta


Sepeninggalan Raden Haryo Tedjo, penggantinya adalah Raden Haryo Wilatikta. Lama pemerintahanya sekitar 40 tahun. Pada masa pemerintahannya, ada suatu hal yang harus di diskusikan tentang sosok Raden HAryo Wilatikta ini. Suwardjan dan Siti alfiah(1987:19) dengan merujuk keterangan Tome Pires Ketika berkunjung ke Tuban dan menuliskan,”Keluarga rajanya sekalipun beragama islam, sejak pertengahan abad ke-15 tetap mengadakan hubungan baik dengan maharaja Majapahit di pedalaman. Sebagian penduduk tuban pada jaman itu masih kafir, menurut musafir itu, Raja Tuban pada waktu itu disebut Pate vira”. Ia bukan seorang islam yang tat meskipun kakaknya masuk islam.

Raden Haryo Wilatikta dimakamkan di bagian pelataran induk makam Sunan Bonang dan keempat tokoh Tuban yang dianggap dekat dengannya.

  1. Bupati ke-9 : Kyai Ageng Ngraseh


Pengganti Raden Haryo Wilatikta adalah menantunya, yaitu Kyai Ageng Ngraseh yang juga adipati ke-6, Raden haryo Dikara. Lama pemerintahannya sekitar 40 tahun.

  1. Bupati ke-10 : Kyai Ageng Gegilang


Sepeninggalan Kyai ageng ngraseh jabatan adipati tuban digantikan oleh putranya yang bernama Kyai Ageng Gegilang. Lama pemerintahannya sekitar 38 tahun

  1. Bupati ke-11 : Kyai Ageng Batabang


Pengganti Kyai Ageng Gegilang adalah Kyai Ageng Batabang. Lama pemerintahannya sekitar 14 tahun

  1. Bupati ke-12 : Raden Haryo Balewot

Adipati Tuban ke-12 adalah putra Kyai Ageng Batabang bernama Raden Haryo Balewot. Beliau dikaruniai 2 putra yaitu pangeran Sekar Tanjung dan pangeran ngangsar. Lama pemerintahannya sekitar 56 tahun.


  1. Bupati ke-13 : Pangeran sekar Tanjung


Raden Haryo Balewot kemudian digantikan putra sulungnya bernama Pangeran Sekartandjung. Adipati ke-13 ini mengalami nasib tragis karena meninggal ditangan saudara kandungnya yaitu Pangeran Ngangsar.

Pada waktu Pangeran Sekartandjung sholat jum`at di masjid dalam posisi rukuk Pangeran Sekar tandjung ditikam dari belakang oleh adiknya sendiri yaitu Pangeran Ngangsar. Pangeran dalam mimpinya mendapat wasiat maka dengan senjata keris yang bernama “Kyai Layon” ditikamlah Pangeran Sekartandjung.

Pangeran Sekartandjung menjadi adipati selama 22 tahun. Pangeran Sekartndjung dikaruniai 2 putra yang bernama Pangeran Haryo Pemalat dan Haryo salempe. Namun, pada waktu ayahnya meninggal dunia keduanya masih kecil / masih muda.

  1. Bupati ke-14 : Pangeran Ngangsar


Setelah berhasil membunuh saudaranya Pangeran Ngangsar menjadi adipati Tuban yang ke 14. Lama pemerintahannya hanya sekitar 7 tahun.

  1. Bupati ke-15 : Pangeran Haryo Permalat


Sepeninggalan Pangeran Ngangsar, penggantinya adalah Pangeran Haryo Permalat. Adipati Tuban yang ke 15 ini adalah menantu Sultan Pajang, Raden Jaka Tingkir. Pangeran. Pangeran Haryo Permalat memang berseteru dengan penguasa mataram yaitu Panembahan Senapati. Selama pemerintahannya, Tuban pernah diserang oleh Mataram yaitu pada tahun 1598 dan 1599. Namun, serangan-serangan Mataram gagal karena Tuban pada waktu itu mempunyai pertahanan yang kuat.

Lama pemerintahannya sekitar 38 tahun. Beliau mempunyai seorang putra yaitu Pangeran Dalem.

  1. Bupati ke-16 : Haryo Salempe


Ketika Pangeran Haryo Pemalat mangkat, yang menggantikannya adalah haryo salempe yang juga putra adipati ke 13. Hal ini disebabkan karena pangeran Dalem masih kecil. Lama pemerintahannya sekitar 38 tahun.

  1. Bupati ke-17 : Pangeran Dalem


Berakhirnya pemerintahan Adipati Haryo Salempe, yang menggantikannya Pangeran Dalem. Pada tahun 1619, Tuban diserang oleh Mataram. Terjadi pertempuran sengit yang mengakibatkan benteng kumbakarna jatuh ditangan musuh. Siasat penyusupan kekuatan mataram kedalam tubuh pemerintahan Tuban berbuah kemenangan Mataram atas Tuban. Hal ini mengakibat kan Pangeran Dalem jatuh ke Bawean.

Sepeninggal istrinya, Pangeran Dalem menuju ke Rajekwesi, Bojonegoro sampai mangkat dan dimakamkan dikadipaten Bojonegoro. MENGAPA Pangeran Dalem menuju ke Bojonegoro yang begitu dekat dengan Tuban? Ternyata salah satu alasan yang masuk akal adalah karena Pangran Dalem mempunyai saudara yang bernama R.Ayu Djamus yang sangat pengaruh di Bandander, Bojonegoro.

Makam Buyut Dalem berada didalam sebuah cungkup yang terawat dengan baik. Namun, disamping makam utama tersebut bersemayam pula tokoh wanita pujaan hati Buyut Dalem bernama Srihuning yang mendapat julukan mutika Tuban karena semangatnya “ labuh tresna sabaya pati”.

Bersumber dari keterangan pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Bojonegoro dan 2 juru kunci makam Buyut Dalem, “Dimakam ini selalu diadakan sedekah bumi yaitu jatuh pada setiap hari rabu wage, bulan September. Kegiatan ritual ini diawali pada hari Rabu pahing dengan “mayu alang-alang” yaitu mengganti atap cungkup yang terbuat dari alang-alang. Selain itu juga dilakukan penggantian pasir yang ada di makam.”

  1. Bupati ke-18 Pangeran Podjok


Terusirnya pangeran Dalem dari singgasana Adipati Tuban menandakan pergantian garis keturunan Penguasa Tuban yakni dari garis keturunan Kyai Ageng Papringan ke tangan garis Mataram. Yaitu pangeran Podjok


  1. Bupati ke-19 : Pangeran Anom


Setelah Pangeran Podjok meninggal, yang menggantikan adalah adiknya yang bernama Pangeran Anom. Lama pemerintahannya sekitar 12 tahun. Beliau diberhentikan Sulatan agung Mataram menjadi adipoati Tuban. Menurut R.Soeparmo (1972:84) di Kabupaten Tuban untuk semantara jabatan bupati ditiadakan. Konsekuensinya Tuban diberikan semacam perwakilan yang disebut dengan “umbul” (setingkat Kademangan) sebanyak 4 orang yaitu:

    1. Umbul Wongsoprodjo di tempatkan di Jenu

    2. Umbul Wongsohito ditempatakan di palang

    3. Umbul Wongsotjokro yang ditempatkan di Rengel

    4. Umbul Jodoputro ditempatkan di singgahan

  1. Bupati ke-20 : Aryo Balabar


Adipati Tuban yang ke20 adalah Aryo Balabar atau Aryo Blender yang juga berasal dari keturunan Mataram. Lama pemerintahannya sekitar 39 tahun. Salah satu yang dilakukan pada memerintah Tuban adalah membuat masjid yang berada disebelah Barat makam Sunan Bonang.

  1. Bupati ke-13 : Pangeran Sudjonopuro


Setelah Pangeran Balabar mangkat, penggantinya adalanh Pangeran Soedjonopuro yang semula menjabat bupati japanan (Mojokerto). Lama pemerintahannya 10 tahun sampai beliau wafat.

  1. Bupati ke-22 : Pangeran Joedonegoro


Pengganti Pangeran Soedjonopuro yaitu pangeran Joedonegoro, lama pemerintahannya. Sekitar 15 tahun.

  1. Bupati ke-23 : Raden Aryo Surodiningrat


Pangeran Joedonegoro setelah wafat yang menggantikan sebagai bupati adalah Raden Aryo Srodiningrat yang berasal dari pekalongan. Lama pemerintahanya 12 tahun.

  1. Bupati ke-24 : Raden Aryo Diposono


Pengganti Raden Aryo Surodiningrat adalah Raden Aryo Diposono, karena beliau wafat dalam peperangan. Lama pemerintahannya sekitar 16 tahun.

  1. Bupati ke-25 : Kyai Reksonegoro


Jabatan selanjutnya digantikan Oleh Kyai Reksonegoro. Setelah menjabat adipati bergelar kyai Tumenggung Tjokronegoro. Lama Pemerintahannya adalah 47 tahun.

  1. Bupati ke-26 : Kyai Purwonegoro


Selanjutnya digantikan oleh Kyai poerwonegoro. Setelah memrintah 24 tahun, Beliau sakitr dan mengambil cuti. Oleh karena itu, beliau terkenal dengan bupati perpol

  1. Bupati ke-27 : Kyai Lieder Soerodinegoro


Lama pemerintahannya adalah 3 tahun

  1. Bupati ke-28 : Raden Poerjoadiwidjojo


Lama pemerintahannya adalah 12 tahun

  1. Bupati ke-29 : Pangeran Tjitrosomo VI (1800-1836)


  1. Bupati ke-30 : Pangeran Tjitrosomo VII (1836-1842)


  1. Bupati ke-30 : Pangeran Tjitrosomo VIII (1842)


Setelah Pangeran Tjitrosomo VII mangkat, penggantinya adalah Pangeran Tjitrosomo VIII

  1. Bupati ke-30 : Pangeran Tjitrosomo IX (1879-1892)

  2. Bupati ke-33 : Radenmas Tumenggung Sumbroto (1892)


Panngeran Tjitrosomo IX setelah pension digantikan oleh Radenmas Tumenggung Sumbroto. Lama pemerintahannya 4 tahun.

  1. Bupati ke-34 : Raden Adipati Aryo Koesoemodigdo (1893-1911)


Radenmas Tumenggung Sumbroto digantikan oleh Raden Adipati Aryo Koesoemodigdo.Lama pemerintahanya adalah sekitar 16 tahun

  1. Bupati ke-35 : Radenmas Tumenggung Pringgowinoto (1911-1919)


Raden Adipati Aryo Koesoemodigdo setelah wafat digantikan kakaknya yaitu Radenmas Tumenggung Pringgowinoto yang berasal dari Rembang. Pada tahun 1920 di Tuban mulai dibangun Jalan kereta api NIS


  1. Bupati ke-36 : R.A.A Pringgodigdo/ Kusumodiningrat (1919-1927)

  2. Bupati ke-37 : R.M.A.A Koesoemobroto (1927-1944)


BUPATI TUBAN SETELAH KEMERDEKAAN



  1. Bupati ke-38 : R.T Soedima Hadiatmaja (1944-1946)

  2. Bupati ke-38 : R.H Moestain (1946-1956)

  3. Bupati ke-38 : R.TSoendaroe (1956-1958)

  4. Bupati ke-38 : R. Istomo (1958-1960)

  5. Bupati ke-38 : M. Widagdo (1960-1968)

  6. Bupati ke-38 : R. Soeparmo (1968-1970)

  7. Bupati ke-38 : R.H Irchamni (1970-1975)

  8. Bupati ke-38 : M. Masduki (1975-1980)

  9. Bupati ke-38 : Surati Mursam (1980-1985)

  10. Bupati ke-38 : Drs. Djuwahiri Marthaprawira(1985-1991)

  11. Bupati ke-38 : Drs. Sjoekoer Soeto (1991-1995)

  12. Bupati ke-38 : H.Hindarto (1996-2001)

  13. Bupati ke-38 : Dra. Hj. Haeny Relawati RW.,M.Si. (2001-sekarang)









STRUKTUR SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA MASYARAKAT.



A. Kondisi Sosial

1. Mata Pencaharian

Jumlah penduduk Kabupaten Tuban yang cukup besar merupakan potensi mendukung dan modal dasar bagi pelaksanaan dan pembangunan. Berdasarkan survai kependudukan, sebagian besar penduduk Kabupaten Tuban bermatapencaharian sebagai petani dan urutan berikutnya adalah nelayan, pedagang dan pegawai negeri.









2. Agama

Kabupaten Tuban sejak dulu kala dikenal dengan beragamnya struktur sosial budaya, sebagai salah satu pintu gerbang perdagangan internasional selama perjalanan sejarah nasional Indonesia khususnya pada zaman keemasan Majapahit dan penyebaran agama islam di tanah air.

Perbedaan agama yang dianut oleh masyarakat kabupaten Tuban sejak jaman Majapahit sudah dapat di kelola dengan baik secara turun temurun, sehingga konflik antar agama dapat dihindari. Halini tercermin adanya kerukunan antar umat beragama. Keberadaan tempat ibadah dari berbagai agama banyak tersebar diwilayah Kabupaten Tuban. Berdasarkan data saat ini terdapat masjid sebanyak 756v buah, gereja sebanyak 36 buah dan 2 buah klenteng.






B. Potensi Ekonomi

1). Pertambangan

Ditinjau dari susunan litologi. Kabupaten Tuban tersusun dari batuan sediment yang kaya ajkan sumberdaya alam yaitu berupa bahan tambang galian golongan C diantaranya : pasir silica, clay, ball clay, phospat, dolomite dan trass. Sedangkan bahan galian tambang A berupa minyak bumi. A) Potensi galian C


Potensi Kawasan pertambangan di kabupaten Tuban :

  • Kawasan layak tambang seluas 13.378 Ha.

  • Kawasan tidak layak tambang 30.676 Ha

  • Dan sisanya merupakan layak tambang bersyarat


Potensi galian C di kabupaten Tuban :

a.1) Batu gamping

Merupakan bahan galian industri utama semen yang sangat potensial karena cadangannya sangat besar sehingga dapat menunjang perekonomian kabupaten Tuban.


Lokasi Kecamatan semanding, merakurak, kerek, montong, rengel, singgahan, soko, palang, plumpang, jenu dan jatirogo.


Jumlah cadangan mencapai 71.689.531.362 ton.













2) Dolomit

Berfungsi untuk bahan refraktori tungku pemanas atau tungku cair, pengembang dan pengisi cat, plastic, kertas dan bahan pembuat semen.


Lokasi: Kecamatan Palang, Widang, Semanding, Rengel, Soko, Montong, Dan Kerek


Jumlah cadangan mencapai 3.723.382.012 ton


3) Lempung dan Tanah Liat

Sebagai bahan baku pembuatan batu bata, genteng, industri keramik, gerabah dan bahan semen.


Jumlah cadangan mencapai 545.733.699 ton,tersebar dikecamatan Merakurak, Kerek, Jenu,Tambakboyo, Montong, Jatirogo, Parengan, Semanding dan Rengel.


4) Pasir Kuarsa

Lokasi tersebar di Kecamatan : Bancar, Tambakboyo, Jatirogo, Kenduruan, Singgahan, Montong, Jenu, Parengan, Rengel dan Soko.


Jumlah cadangan mencapai 499.067.420 ton.


5) Kalsit

Digunakan untuk bahan baku industri kaca, farmasi, keramik dsb

Jumlah cadangan mencapai 984.877,344 ton tersebar di kecamatan Palang, Montong, Merakurak, Rengel, Dan Semanding.



b.1) Potensi Minyak dan Gas Bumi

Potensi minyak dan Gas Bumi di Kab.Tuban relative cukup besar, yang meliputi daratan dan lepas pantai tersebar di beberapa wilayah. Adapun lokasi minyak dan gas tersebut tersebar di :

1. Kecamatan Rengel, di desa bulurejo dan Ngadirejo.

2. Kecamatan Senori, di desa Wonosari dan banyurip.

3. Kecamatan Soko, di desa Rahayu

4. Kecamatan Bancar, di desa cingklung dan lepas pantai.

5. Kecamatan Singgahan, di desa Mulyoagung terdapat sumur minyak tua peninggalan pada jaman Belanda tahun 1907-1030. dari 20 sumur, yang berproduksi hanya 10 sumur, dengan produksi sebesar 415.146 barrel (40% dari cadangan awal) dan dimungkinkan dieksploitasi kembali dengan sisa cadangan sebesar 622.719, 839 barrel (sumber PPTM Migas Cepu)













2). Pertanian

Potensi investasi yang dapat dikembangkan meliputi : Padi, Jagung, Mete, Kacang Tanah, dan Kedelai.





3). Perikanan

Potensi investasi yang dapat dikembangkan meliputi : industri tepung ikan, pengolahan rajungan, dan trasi.





4). Pariwisata

Potensi investasi yang dapat dikembangkan meliputi : wisata alam (luar,goa) maupun budaya.


Adapun obyek pariwisata saat saat ini yang sudah ramai dikunjungi adalah :


  • Goa akbar yang ada di kecamatan Gedongombo Kecamatan Semanding. Pesona keunikannya terdapat ruangan-ruangan besar yang di hubungkan oleh lorong-lorong panjang menakjubkan hingga mencapai 1200 m, berhiaskan relief batu alami serta sungai bawah tanah dan berbagai ikan hias didalamnya.

  • Goa ngerong yang terdapat didesa Rengel Kecamatan Rengel. Daya tarik obyek wisata tersebut sungai yang airnya jernih yang mengalir dari dalam goa dengan ribuan kelelawar yang menggantung di dinding goa.

  • Goa putriasih yang terletak didesa nguluhan kecamatan Montong. Keunikannya terletak pada ornament berupa stalaktit dan stalagmite yang masih hidup.

  • Goa Lowo terletak di Desa Gua Terus Kecamatan Montong merupakan obyek wisata untuk pecinta alam.

  • Pemandian air hangat Prataan terletak di desa Wukirharjo kecamatan parengan meruoakan aktivitas pos vulkanis berupa air hangat yang berupa belerang.

  • Air terjun Nglirip terletak didesa Tingkis Kecamatan singgahan.

  • Pantai Sowan terletak didesa Bogorejo kecamatan Bancar merupakan pantai dilintas pantura yang nyaman untuk tempat peristitahatan.

  • Pantai Boom terletak dikelurahan Kutorejo kecamatan Tuban merupakan pelabuhan kuno pada masa kejayaan Majapahit.

  • Makam sunan bonang terletak dikelurahan Kutorejo merupakan salah satu walisongo penyebar agama islam di pulau Jawa.

  • Makam ibrahim asmara qondi terletak didesa gersikharjo, Kecamatan palang merupakan makam waliullah ayahanda Sunan Ampel.

  • Makam sunan Bejagung Lor terletak didesa Bejagung kecamatan Semanding, merupakan penyebar agama islam diluar Wali Songo, yang sumberair di tempat tersebut dipercaya dapat menyembuhkan penyakit.

  • Makam Sunan Bejagung Kidul, terletak didesa Bejagung kecamatan Semanding.



C. Potensi Budaya Ciri Khas Kab. Tuban.

a. Peninggalan bersejarah

Peninggalan sejarah merupakan asset yang sangat berharga bagi suatu daerah. Adanya benda-benda peninggalan sejarah dapat merekam penggalan-penggalan rentetan perjalanan perkembangan suatu wilayah.

Tuban yang disebut kota tua pada jaman dahulu memiliki peran penting dalam percaturan sejarah nasional.sehingga banyak benda-benda peninggalan sejak jaman prasejarah, kejayaan Majapahit sampai gerakan perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah.

Benda-benda peninggalan tersebut selain ditampung di museum kambang putih Tuban, sebagian masih tersebar di wilayah Kab. Tuban. Upaya-upaya telah dilakukan pemerintah kabupaten Tuban untuk pelestarian dengan melibatkan peran masyarakat, khususnya dalam pemeliharaan situs cagar budaya dan benda-benda bersejarah yang belum tertampung dimuseum.

Lokasi peninggalan yang menjadi situs purbakala dan cagar budaya di Kabupaten Tuban antara lain :

  • Makam maulana makdum ibrahim (Sunan Bonang) terletak dikecamatan Tuban.

  • Makam maulana ibrahim asmoro qondi terletak dikecamatan Palang.

  • Makam Sunan Bejagung Lor terletak dikecamatan Semanding.

  • Makam Sunan Bejagung Kidul terletak dikecamatan Semanding.

  • Situs Goa Suci terletak dikecamatan palang.

  • SitusCandi Bulujowo dikecamatan Bancar.

  • Situs Bandung rejo berupa Yoni dikecamatan plumpang.


b. Obyek wisata

Potensi investasi yang dapat dikembangkan meliputi : wisata alam (luar,goa) maupun budaya.


Adapun obyek pariwisata saat saat ini yang sudah ramai dikunjungi adalah :

  • Goa akbar yang ada di kecamatan Gedongombo Kecamatan Semanding. Pesona keunikannya terdapat ruangan-ruangan besar yang di hubungkan oleh lorong-lorong panjang menakjubkan hingga mencapai 1200 m, berhiaskan relief batu alami serta sungai bawah tanah dan berbagai ikan hias didalamnya.

  • Goa ngerong yang terdapat didesa Rengel Kecamatan Rengel. Daya tarik obyek wisata tersebut sungai yang airnya jernih yang mengalir dari dalam goa dengan ribuan kelelawar yang menggantung di dinding goa.

  • Goa putriasih yang terletak didesa nguluhan kecamatan Montong. Keunikannya terletak pada ornament berupa stalaktit dan stalagmite yang masih hidup.

  • Goa Lowo terletak di Desa Gua Terus Kecamatan Montong merupakan obyek wisata untuk pecinta alam.

  • Pemandian air hangat Prataan terletak di desa Wukirharjo kecamatan parengan meruoakan aktivitas pos vulkanis berupa air hangat yang berupa belerang.

  • Air terjun Nglirip terletak didesa Tingkis Kecamatan singgahan.

  • Pantai Sowan terletak didesa Bogorejo kecamatan Bancar merupakan pantai dilintas pantura yang nyaman untuk tempat peristitahatan.

  • Pantai Boom terletak dikelurahan Kutorejo kecamatan Tuban merupakan pelabuhan kuno pada masa kejayaan Majapahit.

  • Makam sunan bonong terletak dikelurahan Kutorejo merupakan salah satu walisongo penyebar agama islam di pulau Jawa.

  • Makam ibrahim asmara qondi terletak didesa gersikharjo, Kecamatan palang merupakan makam waliullah ayahanda Sunan Ampel.

  • Makam sunan Bejagung Lor terletak didesa Bejagung kecamatan Semanding, merupakan penyebar agama islam diluar Wali Songo, yang sumberair di tempat tersebut dipercaya dapat menyembuhkan penyakit.

  • Makam Sunan Bejagung Kidul, terletak didesa Bejagung kecamatan Semanding.


C. Handicraft

Kerajinan tangan yang memiliki cirikhas suatu daerah seringkali menjadi oleh-oleh yang dicari wisatawan. Soevenir khas Tuban yang bias didapatkan diberbagai obyek wisata di Tuban antara lain :

1. Batik/Kain

  • Batik Gedog : terdapat didesa Margorejo dan Desa Gaji Kecamatan Kerek.

  • Batik Tulis : terdapat di Desa Karang, Desa Prunggahan kulon
    , Desa Semanding kecamatan Semanding,Desa Gesikharjo kecamatan palang, Desa karanglo kecamatan Kerek.

  • Tenun Gedog : terdapat didesa Gaji, desa Margorejo dan desa kedungrejo Kecamatan Kerek.



2. Miniature Ongkek

Ongkek adalah peralatan untuk menjajakan minuman legend an tuak dengan cara dipikul yang dilengkapi dengan bumbung yang dililit rotan/daun siwalan dan centhak (wadah dan gelas dari bambu). Miniatur ongkek bias ditemukan wisatawan diberbagai tempat wisata dan kios souvenir di Tuban.

3. Anyaman

Jenis anyaman ada 5 jenis yaitu anyaman bamboo, anyaman daun lontar, anyaman daun pandan, anyaman rembulung dan anyaman sabut kelapa.. Unit usaha yang memproduksi anyaman sebanyak 888 unit usaha, yang sebagian besar didesa Rahayu Kecamatan Soko.



4. Tembikar

Produksi kerajinan tembikar (gerabah) selain untuk memenuhi kebutuhan alat dapur dan pemasaran ikan olahan, mulai berkembang untuk memenuhi kebutuhan pasar pariwisata, misalnya berbagai asesoris ruangan berupa guci, vas bunga, pot bunga, asbak dan berbagai desain lainnya. Sentra kerajinan grabah ini terdapat di Kecamatan Soko, Kecamatan Tuban, Kecamatan Semanding.


5. Sangkar Burung

Kerajinan sangkar burung banyak dikembangkan di Kecamatan Widang, Plumpang dan Soko. Mulai dari sangkar burung perkutut ,sangkar burung kicauan dengan berbagai ukuran. Bahan baku dari bamboo dan kayu jati


6. Meubel Gembol

Gembol adalah tunggak (pangkal) pohon jati yang sudah ditebang. Kabupaten Tuban yang kaya akan hasil hutan utamanya jati memiliki potensi yang amat melimpah untuk bahan baku Meubel Gembol.

Kerajinan ini banyak berkembang dikawasan pedesaan yang berdekatan dengan hutan seperti Jatirogo, kenduruan, dan bangilan.


D. Makanan Dan Minuman Khas Tuban

Makanan dan minuman khas Tuban banyak di pengaruhi den kondisi geografis yang didominasi daerah kering dikawasan pegunungan kapur dan pesisir sepanjang pantai utara wilayah Tuban, antara lain :

1. Makanan

a) Makanan :

  • Garang asem ikan laut

  • Becek menthok

  • Kare rajungan

  • Ulas-ulas pedas

  • Pepes pindang

  • Sayur bening katu dan kelor

  • Pepes belut

  • Swike

  • Sate menthok

  • Sayur kluwak

  • Sayur asem klenthang

  • Sayur lodeh terong


b) kudapan :

  • Kripik ikan laut

  • Kripik gayam

  • Kripik talas

  • Dumbek

  • Srabeh

  • Gemblong

  • Ghatot menyok

  • Thiwulayu

  • Lepet jagung

  • Pudding siwalan


2. Minuman

  • Angsle

  • Wedang sere

  • Wedang gombloh

  • Beras kecur

  • Dawet geplak ayu

  • Kunyit asem

  • Es legen

  • Dawet siwalan

  • Sari sere jahe

  • Es kelapa muda

3.buah-buahan

Buah-buahan yang menjadi cirri khas Tuban adalah Siwalan, Duku perunggahan, kawis, dan belimbing Tasikmadu.

  • Pohon siwalan banyak tumbuh
    dikecamatan sepanjang pesisir pantai. Produksi buah siwalan Tuban yang cukup melimpah sehingga selain untuk memenuhi pasar local buah siwalan ini banyak didistribusian diberbagai kota besar di pulau Jawa.

  • Duku perunggahn (lancium domesticum) merupakan buah duku varietas local yang sudah dipatenkan dengan nama duku prunggahan Tuban. Pohon duku dapat berumur ratusan tahun ini banyak ditanam oleh masyarakat didesa Prunggahan Kulon, Prunggahan Wetan, dan Semanding, dengan cirri khas buah yang manis dan berdaging tebal. Dengan system pembibitan alami pohon duku ini mulai berbuah pada umur 1-15 tahun, jumlah
    produksi perpohon berkisar 40-50 kg. dengan metode pengembangbiakan alami berpengaruh pada terbatasnya jumlah produksi, sehingga pemasarannya masih dalam skala kecil dan untuk konsumsi local. Tanaman pohon duku perunggahan sekarang sedang diintensifkan penanamannya dengan metode grafting.

  • Pengembangan varietas local ini mampu memproduksi buah blimbing secara optimal dengan kualitas yang mampu bersaing dengan pangsa pasar buah. Saat ini di Tasikmadu telah mampu menjadi sentra produksi buah blimbing Tasikmadu yang pemasarannya mencapai Jawa Timur.

  • Tanaman kawis dapat dijumpai di Kecamatan Bancar yang ditanam secara traditional dipekarangan rumah


E. Komoditi Pertanian

1. tanaman pangan

Komoditas tanaman pangan dan holtikultura yang banyak diusahakan oleh petani Tuban meliputi : padi, jagung, kacang tanah, kedelai, kacang panjang, ubi kayu, ubi jalar, lombok, terong, mangga, pisang, blimbing, sawo, srikaya, sukun, nangka, dan papaya. Ditinjau dari segi produksi untuk komoditas padi pada tahun 2004 mencapai 398.795 ton gabah. Salah satu padi varietas Tuban adalah Pendok. Padi jenis ini mempunya banyak keunggulan diantaranya adalah produksi per hektarnya lebih tinggi, serta memiliki rasa dan bau yang khas. Padi pondok banyak dibudidayakan dikecamatan soko. Untuk produksi jagung pada tahun 2004 sebesar 292.780 ton sedangkan produksi kacang tanah sebesar 39.233 ton.

Kacang tanah yang banyak dibudidayakan oleh petani Tuban adalah kacang tanah varietas Tuban. Kacang jenis ini sudah ditetapkan menjadi varietas kacang tanah unggul nasional oleh Mentri Pertanian melalui SK. Mentri Pertanian Nomor : 398/Kpts/SR.120/8/2003.


2. Perkebunan

Komoditas perkebunan yang banyak diusahakan oleh petani yaitu :kelapa, jambu mete, siwalan, kapuk randu, tembakau, kenaf, jarak dan empon-empon.

3. peternakan

Populasi ternak yang banyak diusahakan meliputi jenis ternak ruminansia besar (sapi,sapi perah,kerbau) ruminansia kecil (kambing,domba) dan unggas (ayam buras, ayam ras pedaging,ayam petelor, itik da entog).

4. Perikanan

Sebagian besar penduduk kabupaten Tuban berusaha di bidang perikanan berupa penangkapan, budidaya dan pengolahan ikan. Budaya tersebut meliputi : Tambak dengan produksi 738.393 kg, sawah tambak dengan produksi 3.260.609 kg,




0 komentar:


Blogspot Templates by Isnaini Dot Com and Home Design. Powered by Blogger